Tifoid atau tipes merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella, sedangkan Hepatitis A merupakan infeksi pada organ hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A. Kedua infeksi tersebut ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonella dan virus Hepatitis A.
Gejala infeksi Tifoid dapat berupa demam tinggi, lemas, nyeri perut, nyeri kepala, diare atau konstipasi, penurunan nafsu makan, mual, muntah. Sedangkan Hepatitis A memililki gejala yang serupa, hanya saja karena menyerang organ hati maka terdapat gejala kulit menguning (ikterik).
Tifoid dan Hepatitis A merupakan penyakit yang sering dijangkiti oleh masyarakat di negara berkembang yang memiliki populasi padat seperti Indonesia. Anda juga dianjurkan melakukan vaksinasi Tifoid dan Hepatitis A sebelum berkunjung ke negara padat penduduk lain seperti India, Thailand dan Filipina. Tidak hanya itu di negara maju pun Tifoid dan Hepatitis A masih ada, bersifat sporadis karena adanya kegiatan wisatawan dari dan menuju negara-negara berkembang.
30% individu yang tidak mendapat tatalaksana Demam Tifoid dapat menyebabkan terjadinya kematian. Setiap tahunnya terdapat 28,8% angka kematian akibat Hepatitis A pada dewasa terutama lansia, sehingga penting untuk kita melakukan vaksinasi Tifoid dan Hepatitis A sebagai langkah pencegahan terjadinya infeksi.
Infeksi Tifoid dan Hepatitis A ditularkan melalui melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonella dan virus Hepatitis A. Semua orang memiliki risiko terinfeksi Tifoid dan Hepatitis A, terutama pada kelompok risiko seperti:
Infeksi Tifoid dan Hepatitis A dapat dicegah dengan cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, lakukan cuci tangan sebelum makan. Hindari konsumsi makanan yang mentah atau tidak dimasak hingga matang. Hindari konsumsi sayur dan buah yang belum dikupas dan dibersihkan terlebih dahulu. Konsumsi minuman yang telah dimasak dengan matang atau bisa gunakan air minum dalam kemasan.
Setelah melakukan tindakan pencegahan melalui perilaku hidup bersih dan sehat, jangan lupa untuk melakukan vaksinasi untuk melengkapi upaya dalam mencegah infeksi Tifoid dan Hepatitis A. Vaksinasi juga dapat mencegah keparahan gejala dan komplikasi berat dari infeksi Tifoid dan Hepatitis A.
Vaksin kombinasi Tifoid dan Hepatitis A diberikan dalam 1 kali dosis penyuntikan. Selanjutnya dianjurkan melakukan vaksinasi tunggal Hepatitis A 6-12 bulan sejak penyuntikan pertama. Sedangkan vaksinasi Tifoid dapat diberikan 3 tahun kemudian.
Vaksin Tifoid dan Hepatitis A disuntikkan ke otot (intramuskular/IM) pada lokasi lengan atas atau pangkal paha. Penyuntikan vaksin ini dilakukan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter di fasilitas kesehatan.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah dilakukan vaksinasi seperti nyeri, kemerahan dan bengkak di area suntikan, sakit kepala, demam, lemas, nyeri otot dan sendi. Bila terjadi demam dengan suhu>38C dapat diatasi dengan kompres hangat, rehidrasi cukup dan obat penurun panas bila perlu. Bila terjadi bengkak kemerahan di lokasi suntikan dapat dilakukan kompres air dingin diulang 3-4 kali sehari, Efek samping pasca vaksinasi dapat menetap 1-2 hari.
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau semakin memburuk. Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan munculnya gejala tertentu, seperti ruam yang gatal, mata dan bibir membengkak, atau kesulitan bernapas.