Saat merencanakan sebuah pernikahan, pasangan akan berusaha mempersiapkan keberlangsungan acara pernikahan mulai dari persiapan venue acara, busana, catering dan vendor lainnya. Ternyata tidak sedikit pasangan yang melupakan persiapan kesehatan jasmani yang justru amatlah penting bagi kedua pasangan agar tercipta kehidupan pernikahan yang sehat. Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah meliputi medical check up dan vaksinasi premarital.
Vaksinasi pre-marital adalah upaya pencegahan terhadap penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual, tidak hanya menjaga kesehatan pasangan, tetapi juga calon buah hati. Vaksinasi yang diberikan sebelum masa kehamilan melindungi calon ibu dan janin dari penyakit serius. Vaksinasi premarital terbukti memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi pada individu yang belum aktif berhubungan seksual atau belum menikah. Vaksin pre-marital dapat dilakukan minimal 6 bulan sebelum pasangan merencanakan hari pernikahan karena vaksin pre-marital tidak diberikan pada kondisi hamil serta disarankan belum merencanakan kehamilan dalam jangka waktu 6 bulan kedepan selama menjalani program vaksinasi pre-marital.
Vaksin pre-marital kini tersedia di seluruh cabang Intibios Lab, Klinik dan Farmasi. Adapun paket vaksin pre-marital terdiri atas:
Paket Pre-Marital 1
Paket Pre-Marital 2
Vaksin HPV merupakan vaksin yang melindungi individu dari infeksi penyakit akibat human papillomavirus (HPV). HPV merupakan infeksi virus yang ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit penderita terutama saat berhubungan seksual.
Vaksin HPV dapat diberikan tidak hanya untuk wanita namun dianjurkan juga untuk pria. Vaksin HPV Kuadrivalen GARDASIL diberikan pada pria mulai usia 9 hingga 26 tahun. Pada pria, vaksin HPV dapat mencegah kutil kelamin / kondiloma akuminata yang disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11 serta kanker dubur akibat HPV tipe 16 dan 18. Sedangkan pada wanita vaksin HPV Kuadrivalen GARDASIL diberikan mulai usia 9 hingga 55 tahun. Pada wanita vaksin HPV dapat mencegah kanker serviks, vulva, vagina dan dubur yang disebebkan oleh HPV tipe 16 dan 18 serta kutil kelamin/kondiloma akuminata akibat HPV tipe 6 dan 11.
Kanker serviks masih merupakan penyebab kematian tertinggi kedua pada penyakit kanker di Indonesia yang terjadi pada wanita usia produktif. Satu-satunya penyakit kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi adalah kanker serviks melalui vaksinasi HPV ini.
Vaksin HPV diberikan melalui suntikan ke dalam otot (injeksi intramuskular) di lengan atas atau bisa juga suntikkan pada paha bagian atas. Penyuntikan vaksin dilakukan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter di fasilitas kesehatan. Vaksin HPV diberikan dalam 3 kali dosis suntik yakni pada bulan ke-0, bulan ke-2 dan bulan ke-6. ikuti jadwal penyuntikan vaksin yang diberikan oleh dokter.
Vaksin HPV tidak direkomendasikan pada keadaan sebagai berikut:
Meski telah melakukan vaksinasi HPV secara lengkap, penerima vaksin tetap disarankan untuk melakukan pencegahan lainnya, seperti:
Vaksin MMR adalah vaksin yang mencegah penyakit Measles atau campak, Mumps atau gondongan dan Rubella atau campak Jerman. Infeksi Campak (Measles) saat kehamilan merupakan resiko tinggi gangguan perkembangan janin, lahir prematur bahkan keguguran. Infeksi Campak Jerman (Rubella) saat kehamilan dapat menyebabkan Congenital Rubella Syndrome (CRS), dimana bayi dapat lahir cacat, seperti katarak dan tuli kongenital.
Vaksin HPV diberikan melalui suntikan ke dalam otot (injeksi intramuskular) di lengan. Vaksinasi MMR diberikan 2 kali dengan jarak minimal 4 minggu. Perlu diingat, vaksin MMR adalah jenis vaksin hidup (live attenuated), sehingga tidak boleh diberikan saat hamil. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan dosis kedua (terakhir) vaksin MMR harus selesai minimal 4 minggu sebelum hamil.
Vaksin Hepatitis B adalah vaksin yang mencegah penyakit Hepatitis B. Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B yang menyerang organ hati hingga membuat sirosis bahkan kanker hati. Penularan Hepatitis B adalah melalui cairan tubuh, hubungan seksual, jarum suntik (termasuk tattoo), dan transplasenta (dari ibu ke janin). 90% bayi yang lahir dari ibu penderita Hepatitis B mengalami infeksi hati kronis.
Infeksi hepatitis B dapat menimbulkan berbagai gejala akut seperti demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah, dan penyakit kuning. Sedangkan, hepatitis B kronis (jangka panjang) dapat mengembangkan gejala yang lebih serius dan memicu timbulnya sirosis hati, kanker hati, hingga kematian.
Vaksin hepatitis B disuntikkan ke otot (intramuskular/IM). Penyuntikan vaksin ini dilakukan oleh dokter atau petugas medis di bawah pengawasan dokter di fasilitas kesehatan. Vaksinasi akan ditunda jika saat pemeriksaan anda mengalami demam atau diketahui sedang menderita penyakit infeksi akut. Pemberian vaksin hepatitis B akan dilakukan sebanyak 3 kali, yakni bulan ke-0, bulan ke-1 dan bulan ke-6. Ikuti jadwal penyuntikan vaksin yang diberikan oleh dokter.
Pernah atau memiliki reaksi alergi hebat terhadap vaksin Hepatitis B sebelumnya.
Sebelum dilakukan vaksinasi anda diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan HBsAg. Bila hasil HBsAg positif menunjukkan anda sedang terinfeksi virus Hepatitis B, baik infeksi akut maupun kronik sehingga anda tidak bisa melakukan vaksinasi Hepatitis B, melainkan anda disarankan untuk melakukan pengobatan dan konsultasi lebih lanjut ke dokter di fasilitas kesehatan. Sedangkan pemeriksaan anti-HBs disarankan untuk dilakukan terlebih dahulu, walaupun tidak wajib tetapi pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai acuan pemberian vaksin terutama bila kadar titer antibodi didalam tubuh terdeteksi dengan nilai yang rendah <10 mIU/mL maka anda sangat dianjurkan untuk melakukan vaksinasi Hepatitis B.
Walau jarang terjadi, beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah dilakukan vaksinasi seperti nyeri, kemerahan dan bengkak di area suntikan, sakit kepala, demam, lemas, nyeri otot dan sendi.
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau semakin memburuk. Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan munculnya gejala tertentu, seperti ruam yang gatal, mata dan bibir membengkak, atau kesulitan bernapas.
Sumber: